Siri Vs Alexa Vs Google Assitant
Mana yang lebih cerdas?
Artificial Intelegence atau biasa disingkat AI adalah fitur teknologi baru yang biasa tersemat pada gadget. Fungsinya adalah sebagai 'asisten' si pengguna gadget.
Kita semua tahu, Google Assistant dikembangkan oleh Google, Siri dikembangkan oleh Apple, dan Alexa dikembangkan oleh Amazon, merupakan tiga asisten suara berbasis AI alias kecerdasan buatan yang pintar. Tapi, mana yang terbaik dan paling pintar dari ketiganya?
Dikutip melalui diadona melansir zdnet, analis digital Loup Ventures membuat sebuah 'kontes cerdas cermat' antar AI. AI diuji lewat dua medium; smartspeaker dan juga smartphone.
Pada versi komputer, mereka menguji Alexa, Siri, dan Google Assistant bersama Cortana, AI keluaran Microsoft, dengan menanyakan 800 pertanyaan untuk mencari tahu mana yang bisa menjawab lebih banyak.
Hasilnya, Google Assistant tampil superior dengan 88% jawaban benar, sementara Siri berada di peringkat dua (75%) dan Alexa tertinggal tipis (72.5%) di peringkat tiga. Cortana nampaknya harus lebih banyak belajar karena ia berada di peringkat paling buncit dengan 63% jawaban.
Kontes babak kedua menguji kecerdasan AI di versi smartphone. Kali ini Cortana tidak ikut serta karena Microsoft sudah memutuskan untuk tidak bersaing di versi mobile sejak tahun lalu.
Hasil pengujian dengan pertanyaan yang sama juga tidak mengubah susunan peringkat. Google Assistant tetap jadi yang paling cerdas setelah mampu menjawab 92.9% pertanyaan dengan tepat. Siri membuntuti dengan 83.1%, sementara Alexa berada di peringkat terakhir dengan 79.8%
Baca Juga Faktor Login Dalam MFA
Penggunaan Suara Wanita Dalam Voice Assistant atau Asisten Suara
Sebagian besar asisten digital selalu menggunakan suara wanita, apakah kita sudah menyadarinya? Bahkan tidak hanya asisten digital, mesin ATM nyatanya umumnya menggunakan suara wanita. Lalu apa alasan suara wanita lebih sering digunakan dibanding suara pria?
1. Manusia lebih menyukai suara perempuan.
Ada banyak sekali penelitian yang menunjukkan bahwa manusia lebih menyukai suara wanita, dan beberapa bahkan berteori bahwa preferensi untuk suara wanita dimulai saat manusia masih menjadi janin. Suara wanita dianggap akan menenangkan janin saat masih di dalam rahim.
Penelitian lain menemukan bahwa wanita cenderung mengartikulasikan suara vokal lebih jelas, yang membuat wanita lebih mudah dipahami, terutama di tempat kerja. Ini bukan hal baru bagi industri.
Namun, preferensi ini telah banyak diperdebatkan, dan banyak mitos seputar gagasan bahwa suara wanita lebih mudah didengar bahkan ketika menggunakan speaker kecil atau kebisingan latar belakang telah terbukti salah.
2. Tak ada data suara pria.
Selama bertahun-tahun, sistem text-to-speech sebagian besar dilatih untuk suara wanita. Hal ini didasari oleh beberapa riset yang telah dituliskan dalam poin sebelumnya.
Selain itu, rekaman suara wanita berasal dari tahun 1878 ketika Emma Nutt menjadi wanita pertama yang menjadi operator telepon. Suaranya diterima dengan sangat baik, dia menjadi standar yang ingin ditiru oleh semua perusahaan lain. Pada akhir tahun 1880-an, operator telepon secara eksklusif adalah perempuan.
3. Kesulitan membuat suara pria dalam sistem Artificial Intelligence (AI).
Dengan perkembangan penggunaan suara wanita dalam sistem asisten digital, saat ini sistem suara wanita bahkan telah terkoneksi dengan fitur text-to-speech. Salah satunya di Google.
Manajer teknik global untuk text-to-speech di Google, Brant Ward, menjelaskan bahwa untuk mengembangkan suara pria ke dalam fiturnya, dibutuhkan waktu hingga lebih dari satu tahun.
Meski dapat diselesaikan, Ward pesimis bahwa itu akan memiliki kualitas yang cukup tinggi atau diterima dengan baik oleh pengguna.
Artikel Terbaru Intip Prediksi Trend Pengembangan Aplikasi di 2023
Jadi apakah fitur voice assistant sudah cukup membantu dalam keseharian Zignatician?
Demikian ulasan yang dapat kami rangkum. Semoga bermanfaat!
Baca Artikel Menarik Lainnya Disini
Ingin Tahu Lebih Banyak? Kunjungi Zignatic Website dan Digital System Studio