Blog

Fenomena Dan Sejarah Singkat Trend UI Skeuomorphism Flat Design Neumorphism

Fenomena Dan Sejarah Singkat Trend UI Skeuomorphism Flat Design Neumorphism

Fenomena Dan Sejarah Singkat Trend UI Skeuomorphism Flat Design Neumorphism

24 September 2022

Skeuomorphism

Skeuomorphism merupakan gaya desain yang meniru bentuk, fitur dan tekstur benda-benda di dunia nyata dengan tujuan utama gaya desain ini untuk memudahkan pengguna dalam memahami dan bertindak dan membuatnya lebih familiar bagi pengguna.

Pro-Skeuomorphism

Familiar dengan menirukan tekstur dari benda di dunia nyata. Membuat pengguna akrab dan mengerti apa fungsi serta maksud dari visual.Selain itu gaya skeuomorphism kaya secara visual karena mengunakan banyak efek grafis, seperti; bayangan, gradasi, tekstur dan lain lain.

Kontra-Skeuomorphism

Antarmuka skeuomorphism cenderung menghambat kecepatan pengguna. Ini juga salah satu alasan tergesernya skeumorphism. Aplikasi dengan antarmuka ini lebih memakan resource tinggi.

Memakan tempat pada tata letak desain, karena mengandung banyak efek yang tentu membutuhkan tempat lebih.

Skeuomorphism sudah ada sejak lama namun Apple mempopulerkannya pada antarmuka IOS dan pada tahun 2013, Apple perusahaan yang mempopulerkan gaya desain skeuomorphism merilis iOS 7 yang mengusung gaya desain flat.

 

Flat Design

Akar dari flat design berasal dari The Swiss Style, yang dimulai di Rusia, Belanda dan Jerman pada taun 1920an dan menuai kepopuleran di Swiss. Sejarah berulang dengan dirilisnya Windows 8 dari Microsoft yang mengusung desain antarmuka flat pada 2012 dan diikuti oleh kompetitornya yakni Apple dengan merilis iOS 7.

Flat design atau desain datar adalah salah satu gaya desain dimana gaya desain ini mengusung bentuk yang simple dengan menghilangkan berbagai efek grafis, seperti; gradasi, bayangan, glossy dan lain-lain sehingga terlihat menarik dengan perpaduan warna yang enak dilihat

Pro-Flat Design

Dirangkum melalui idseducation, beberapa poin yang dianggap menjadi kelebihan dari flat design diantaranya :

1. Cocok dengan Desain Responsif

Flat design bisa diterapkan pada kategori desain lainnya. Namun, tetap dengan grafis sederhana dan tata letak berbasis grafis. Desain ini sangat cocok untuk desain web, seluler, dan user interface. Hal ini karena desain mudah dipasang dan disesuaikan untuk diterapkan pada perangkat dan ukuran layar yang berbeda.  

2. Fleksibel

Tampilan desain ini cenderung memiliki tata letak yang disusun oleh bentuk geometris seragam. Sehingga, hal tersebut dapat mudah dinavigasi dengan cepat. Kerangka kerja yang fleksibel ini dapat dibentuk menjadi banyak pengaturan. Desainer pun lebih mudah dalam menampilkan konten.

3. Tipografi bersih dan terlihat

Flat design menghasilkan tipografi yang lebih besar dan ramping. Tidak ada bayang-bayang atau efek lain, sehingga membuat teks lebih mudah dibaca. Sans-serif menjadi font paling populer dan cocok untuk flat design.

4. Hemat

Desain ini juga memiliki ukuran file yang cenderung lebih kecil dalam memproses antarmuka untuk desain web, seluler dan user interface. Sehingga, cukup hemat karena tidak menghabiskan banyak ruang penyimpanan.

Kontra-Flat Design

1. Kegunaan yang nanggung

Desain ini menekankan pada kualitas bagus dan efisien. Namun, hal tersebut berdampak pada berkurangnya unsur estetika, terutama untuk desain web dan mobile. Sedangkan pada website, user akan mengalami kesulitan karena bidang visual yang sama. Bahkan, user bisa melewatkan ikon penting di dalamnya.

2. Kurang istimewa

Kelemahan lain dari flat design yaitu gaya visualnya yang sederhana dan terbatas. Hal tersebut membuat hasil desain mirip dengan desain lainnya. Tentunya hal tersebut membuat desain ini kurang istimewa.

3. Terlalu fokus pada estetika trendy

Sebagai desain yang tengah tren saat ini, tentunya banyak desainer yang menginginkan karyanya tampil sebagai teknologi modern atau reflektif. Namun, pada kenyataannya, beberapa desainer hanya mengejar arus tanpa memikirkan kegunaannya.